18.1.13

Diklat Sinematografi, Simple Idea Great Movie


It Starts with an Idea

     Ide. Ide adalah tiga huruf yang menyimpan banyak makna. Untuk bikin film apapun tentunya semua harus berawal dari sebuah Ide yang kemudian dikembangin jadi Skenario atau naskah. Hal paling awal yang harus diperhatiin itu "Know Your Ending" buat bikin suatu naskah film, kita harus tau dulu kita mau ending kayak apa. Apa pesan yang mau disampein juga perlu dipikirin baik-baik. Sederhananya, ide cerita bisa dibikin jadi sebuah premis, "si A menginginkan sesuatu, namun terhalang oleh B" A dan B itu luas banget bisa diganti serandom apapun. that's what exciting. dan ga mesti selalu ngikut rumus itu sih :)
       Biar mempermudah juga, kalau pengen bikin naskah, ada pesen dari Mas Dimaz untuk nulis dari yang paling umum dan luas dulu. Pertama dimulai dari Tema, kalau udah tahu temanya, turun ke Tujuan, Premis, abis itu bikin Karakter, setelah itu bentuk Sinopsis, dan baru deh panjangin dan eksplor di Skenario utuh! Biar kita punya pegangan, dan gak nulis kemana mana atau belok dari tujuan awal kita nulis naskah. Kalau menurut gue sih, paling susah nemuin ide yang asyik, kesananya kalau ada ide, bisa mengalir sendiri :))

Selain soal ide cerita, gue juga dapet what it takes to be a good film-maker. Ada 4 step yang perlu dipahami, diantaranya Referensi, Observasi, Evaluasi, dan Eksekusi. Here they go.

      Pertama adalah Referensi. Selera kita dalam memilih referensi kayak film, musik, atau cerita bisa pengaruhin gaya kita dalam bikin film. Jadi semakin bagus referensi yang kita pilih, bakal semakin bagus. Referensi juga bisa pengaruhin penentuan konsep sebagai bahan inspirasi kita. All we have to do is recalling those references that we've got.
    Kedua itu Observasi. sesuai dengan tagline sinematografi, "gak cuma nonton", abis kita mantengin referensi-referensi kita, kita harus mengamati dan menganalisis referensi referensi tadi. Jadi ga cuma asal lihat, tapi bener bener diperhatiin tiap elemennya, misalnya dari alur cerita, teknis pengambilan gambar, setting, sampe akting pemain.
      Kita bisa milih  mana yang kurang dan bisa diperbaikin dan bisa niru hal hal yang jadi poin plus! Niru itu hukumnya sah asal ga copy paste atau plagiarism, kata mas nobo, ga ada ide yang bener bener 100% original. Ini cuma masalah gimana kita mengolah ide itu jadi ide yang fresh dan baru. You know the quote, "good artists copy, but great artists steal" ya begitulah haha kita juga bisa memposisikan diri kita sebagai observator, bagusnya sih misalnya nonton film, tonton lebih dari sekali. Jadi pas pertama nonton kita bisa entah menikmatinya atau langsung merhatiin detailnya.
     The third is Evaluation. Disini kita mendalami hasil observasi kita kedalam bentuk apreasiasi. Evaluasi yang baik ituuu kata kakaknya, kita bisa nemuin reaksi sebab-akibat, kenapa bisa kaya gitu, apa alasannya dibikin seperti itu, terus juga nemuin solusi dan mengolahnya jadi sebuah inspirasi. We can learn a looot. Sutradara yang baik adalah sutradara yang punya banyak referensi dan pastinya sering nonton berbagai film.
     Abis itu ada Eksekusi. Nah, this is the crucial part, Make it or break it. inilah dimana kita mengaplikasikan semua yang udah kita lakuin di 3 step awal tadi. Disini kita butuh some basic skill tentunya buat ngelakuin ini, dan diharapkan sih punya kemampuan eksekusi yang bagus, which is dapat menghasilkan karya sesuai konsep dan inspirasi yang diinginkan.
    Di atas itu semua ada satu hal lagi yang kita butuhin, Sense. buat ngerasain dan nemuin referensi yang bagus kita harus punya rasa peka yang tentunya bisa dilatih entah itu dari komunitas tempat kita biasa kumpul atau dari diri kita sendiri. rasa sense ini dipengaruhin sama lingkungan, mulai dari keluarga, sahabat, masa lalu, sampe kondisi psikis kita. Sutradara harus punya sudut pandang, di satu film biasanya dia cuma memihak satu pihak. Sutradara juga harus paham pesan yang bakal disampein melalui film yang dibikin dan bisa menambah nilai cerita dengan cara pandangnya. Sentuhan terakhir yang menentukan film itu akan meninggalkan kesan atau tidak.

------------------------------------------------------------------------------------

    Well. Itu cuma sebagian kecil dari ilmu yang udah gue dapet di Diklat Kelas Sinematografi UA 2012. Banyak banget ilmunya, dari ide cerita, kamera, editing, akting, penyutradaraan, artistik, lighting, produksi. Oh iya, gue mau cerita soal materi Lighting. sumpeeeeh, best moment ever haha. Yang tadinya udah agak sedikit ngantuk dengerin penjelasan lighting, tiba tiba..
Ada Mas Odhan lagi ngambil foto di depan. Si Mas Kopler mendadak mencanangkan protes, "Heh! ngapain kamu! Ini tuh lagi materi! Kamu mau ganggu hah?!" hahaha entahlah persisnya ngomong apa. Dan out of nowhere, pintu masuk terbuka lebar, ada dua cowok pake jas rapih lengkap sama kacamata item dan senjata di tangan ala mafia, (tema hari itu dresscodenya Mafia), mereka berdua berjalan cepat dan langsung menuju Mas Odhan. Mereka akhirnya nangkep Mas Odhan dan nutup kepalanya pake karung hitam. Dia berontak, tapi tanpa bersuara dua orang itu ngegiring dia keluar ruangan. Semua diem. Mas Kopler pun angkat bicara, "Maaf ya tadi ada pengganggu, pengganggunya sudah disingkirkan, sekarang kita bisa lanjuut" heeee? disini gue bingung, ya tau lah itu cuma akting tapi ga ngerti maksudnya apa.

      Lalu materi lanjut lagi dibawain, mereka bilang mau langsung aja di praktekin. Disinilah tanda tanya gue terjawab. Di layar proyektor, ada gambar redup. Ternyata itu Mas Odhan! Settingnya mereka nyekap Mas odhan di semacam gudang, lampunya oren oren redup. Di tengah dia lagi dalam posisi duduk terikat dengan ekspresi yang sesuatu sekali. dan di sekelilingnya ada pria pria berjas dengan senjata masing masing diarahin ke mukanya Mas Odhan. Dan sepanjang ini, aula dibikin ngakak!!! salut banget! intinya sih ya belajar lighting, dikasih liat bedanya pake Key Light, Fill Light dan Back Light, terus juga ada perbedaan kalo pake stereofoam sama engga. Dan Mas Odhannya ituloooh hahaha jail banget. Kalo dia iseng dikit, with no mercy, dia ditimpuk dan dipukulin pake senjata senjata yang dibawa mafia mafia yang nyekap dia. Sempet pas mas Aryan lagi jelasin soal pencahayaan, dia ngasih intruksi "geser kanan.. geser.. Nah, kan keliatan ganteng" dan disitu Mas Odhan langsung ngeluarin ekspresi yang aihhh banget sambil ngangkat alis dan langsung habis dipukulin hahaha ah gokil lah pokonya. Kalo ditanya momen favorit gue bakal jawab itu. really really fun to watch! What a show! :D

    Intinya, gue seneng. Ini baru awal, walaupun cuma teori tapi gue udah dapet gambaran dan bayangan kayak apa sih bikin film tuh. Semangat tingkat tinggi lah!!:))

Masih banyak tahap diklat yang harus dilalui. Horeeee!

First Step, New Beginning

Akhir-akhir ini, gue ngerasa hidup gue perlahan-lahan berubah, in certain ways. Sebelumnya gue sempet ngerasa, hidup gue kok gini-gini mulu ya. Mulai mempertanyakan keputusan gue bener ga sih jauh-jauh kuliah di Surabaya di jurusan Sastra Inggris. Waktu kosong gue buanyaaaak banget. Kerasa banget kalau gue tuh cuma "kuliah-makan-pulang-kuliah-makan-pulang" dan punya rutinititas seperti itu sangat tidak sehat. Tidak sehat untuk kreativitas gue hahaha. Yoris bilang, untuk menjadi orang yang kreatif itu kita harus buang jauh jauh kegiatan sama yang kita lakukan setiap harinya. kegiatan yang tersusun dan terjadwal rapih. Gue juga ngerasa jenuh sendiri, kok yang gue lakuin ya ini lagi ini lagi. bosyeeen.

Sampai akhirnya gue ikut seleksi interview Sinematografi Universitas Airlangga, sebelum resmi diterima di Unair gue udah kepengeeeen banget join UKM ini. Sempet ngedown dan pesimis pas tau ada seleksi begini, I am not good at sepik-sepik haha but then I tried it dan alhamdulillah..... pas tanggal 19 November 2012, pas gue lagi neduh di bawah hujan deras sama Widya in the middle of nowhere (lagi kesasar gara gara menunaikan tugas publikasi diesnat nyebarin pamflet ke sekian universitas di surabaya:p) gue dapet telfon. Suaranya terdengar ceriaaa sekali, kontras sama gue yang lagi kedinginan karna basah kuyup. Dan kaka tersebut menyampaikan pesan kalo gue lolos seleksi :'))) dan ada info soal technical meeting diklat sinematografi UA. And since then, I feel like my life has slowly changed.

Gue dapet kelompok 3 yang sooner dinamakan ROLL KOPROL. engga, ga ada filosofinya:p dan gue ngerasa beruntuuung banget dapet PK (pendamping) : kakak ARY MITCHII. Awalnya gue kenal ga kenal sama dia, dia pernah ngechat pas gue pasang DP megang stiker sinema. terus kalo papasan di kampus pun mau senyum aja ragu ragu haha dan akhirnya dia jadi PK gue. Suuuumpah, namanya baik kak ary ini baiiiik banget dan skillnya udah ga usah ditanyain lagi. Kamera, ngedit, ide cerita, gokil lah haha walaupun kalo disinggung selaluuu saja, "ah.. aku ga bisa apa-apa" mihihi so freakin low profile. Dan so far yang gue liat, ya gitulah anak sinema. Di saat temen temen rekan mereka memuji, "iya tuh.. mba nat jagonya kalo soal kamera" atau pujian pujian apalah, pasti selalu mereka sangkal. Ga ada tuh yang nyombongin diri sendiri atau sekedar terlihat ngerasa dirinya hebat. Sejauh yang gue liat sih ga ada :) makanya gue kagum banget sama mereka dan berharap suatu hari nanti gue bisa punya skill sehebat mereka. It's a matter of process and effort.

Mungkin, mungkin langkah gue berawal disini. Entah gimana kelanjutannya, entah bakal kemana tujuan langkah kaki gue, semua berawal disini. Sekarang tinggal guenya, bisa memanfaatkan kesempatan yang udah Allah kasih ini apa engga. Sekarang gue lagi ngumpulin tenaga buat menunaikan Diklat Sinematografi UA 2012 yang durasinya 3 bulan lamanya :D Simple Idea, Great Movie..! Sinematografi... Gak cuma nonton!!